Rabu, 13 Maret 2013

Tugas Softskill 1


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka hampir seluruh kegiatan dalam kehidupan sehari – hari menggunakan pemanfaatan teknologi komputerisasi. Dalam kehidupan Sehari – hari sesekali kita dapat menjumpai Binatang liar seperti Ular, Kadal, dll yang termasuk kedalam kategori Reptile. Namun pendapat masyarakat awam saat ini Reptile merupakan binatang yang mematikan dan khususnya pada Ular identik dengan “Bisa”, sehingga apabila ditemui dalam kehidupan kita maka ular tersebut akan langsung dibunuh oleh masyarakat sekitar, dikarenakan masih banyak masyarakat awam yang berfikir apabila terkena gigitan Ular akan mengakibatkan kematian. Pada nyatanya tidak semua Ular yang ada berada disekitar kita itu ber”Bisa”.
Oleh karena itu disini penulis akan mencoba untuk membuat suatu aplikasi yang berbasis Android untuk Pengenalan Reptile Terhadap Masyarakat Awam, dimana pada aplikasi tersebut akan dijelaskan tentang Reptile khususnya Ular dan Kadal yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari kita, khusus untuk ular penulis akan menjelaskan apakah Ular tersebut berbisa atau tidak, dan pada aplikasi ini penulis juga akan menjelaskan tentang tindakan apa yang akan dilakukan apabila kita bertemu dengan Reptile tersebut sehingga kita tidak perlu untuk membunuhnya.

1.2  Tujuan Penulisan
Mengetahui dan memahami lebih jauh tentang Reptile, karena Reptile tidaklah     seperti apa yang masyarakat awam kira selama ini dan juga menambah pengetahuan tentang jenis – jenis reptile yang hidup bersama kita.

Jumat, 25 Januari 2013

TUGAS 4

1. KUTIPAN

1.1 Pengertian Kutipan

Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.


1.2 Manfaat dan Kegunaan Kutipan 

    - Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
    - Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
    - Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
    - Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
    - Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
    - Meningkatkan estetika penulisan.
    - Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan     penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.


1.3 Cara Mengutip

Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut.
1. Kutipan langsung
 
   a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
      *  kutipan diintegrasikan dengan teks
      * jarak antar baris kutipan dua spasi
      * kutipan diapit dengan tanda kutip
      * sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

    b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
        * kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
        * jarak antar kutipan satu spasi
        * kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
        * kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
        * di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

2. Kutipan tidak langsung
   * kutipan diintegrasikan dengan teks
   *  jarak antar baris kutipan spasi rangkap
   *  kutipan tidak diapit tanda kutip
   *  sesudah selesai diberi sumber kutipan

3. Kutipan pada catatan kaki
    Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

4. Kutipan atas ucapan lisan
    Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

5. Kutipan dalam kutipan
    Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.



1.4 Contoh Kutipan

1. Kutipan Langsung

“Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38)

2. Kutipan tak langsung

Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 174)

Sumber




2. Abstrak dan Daftar Pusaka


2.1 Pengertian Abstrak

Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan
ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada
pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak
diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak
dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam Bahasa Inggris disebut
Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi
ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk
memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis
abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih
banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.


2.2 Tujuan Abstrak

1)   Membantu seseorang yang sibuk untuk dapat mengetahui suatu artikel, hasil penelitian, berita yang terbaru tanpa harus membaca full text.
2)   Menghemat waktu, tenaga dan biaya
3)   Membantu dalam memecahkan masalah dalam penguasaan bahasa
4)   Dapat dipakai sebagai pengganti artikel asli
5)   Sebagai salah satu alat kelengkapan dalam penelusuran surut / pencarian informasi
6)   Sarana untuk membuat indeks


2.3 Contoh Abstrak

Mamudji, Sri. “Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan.”
Majalah Hukum Dan Pembangunan 3
(Juli-September 2004): 194-209.Berawal dari ketidakpuasan akan proses pengadilan yang memakan waktu relatiFlama, biaya yang mahal, dan rasa ketidakpuasan pihak yang merasa sebagai pihak yang“kalah”, dikembangkan mediasi sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Selain itu, pengembangan mediasi juga didukung oleh berbagai faktor yaitu,(1) cara penyelesaiannya dikenal di berbagai budaya, (2) bersifat
non adversial 
, (3)mengikutsertakan baik pihak yang langsung berkaitan maupun pihak yang tidak langsung berkaitan dengan sengketa dalam perundingan, (4) bertujuan
win-win solutio
. Mediasi adalah negosiasi lanjutan, yaitu perundingan yang dibantu oleh pihak ketiga netral yangkeberadaannya dipilih oleh para pihak. Mediator tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan. Di dalam melakukan perundingan dikenal dua teknik yaitu perundingan yang bertumpu pada posisi dan perundingan yang bertumpu padakepentingan. Keberhasilan mediasi ditentukan oleh kecakapan mediator, oleh karena itumediator harus menguasi berbagai keterampilan dan teknik. Agar dapat membantu para pihak menyelesaikan sengketa dan dapat menawarkan alternatif penyelesaian, mediator harus dapat memetakan apa yang menjadi penyebab konflik. Hal ini dapat dilakukanmelalui pengamatan terhadap sikap, persepsi, pola interaksi, dan komunikasi yangditunjukkan para pihak dalam perundingan. Menurut Moore, ada tiga tipe mediator, yaitu,(1) mediator jaringan sosial (
social network mediator 
), (2) mediator otoritatif (
authoritative mediator 
), (3) mediator mandiri (
independent mediator 
). Di Indonesia, penyelesaian sengketa melalui mediasi dikenal tidak hanya dalam masyarakat tradisionaltetapi telah diatur dalam berbagai undang-undang, misalnya Undang-undang PengelolaanLingkungan Hidup, Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-undang tentangKehutanan, Undang-undang tentang Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-undangtentang Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Untuk mediasi di pengadilan,Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan MA tentang Prosedur Mediasi SiPengadilan



2.4 Pengertian Daftar Pustaka

Daftar pustaka ( bibliografi ) adalah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karanagn yang disertainya.
Bahan-bahan yan layak dimasukkan kedalam daftar pustaka, harus berupa kutipan yang diambil dari sumber ynag dapat dipertangung jawabkan secara berbbot dan ilmiah. Semakin berbobot referensi yang digunakan berarti menunjukkan sekin bernilai dan berbobot karangan tersebut. Bahan yang tidak digunakan atau tidak dikutip dalam teks karangan atau sebaliknya. Karena itu, kejujuran dan objektifitas dalam memasukkan kutipan adalah tanggung jawab penulis.



2.5 Tujuan Daftar Pustaka

* Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, artikel secara keseluruhan.
* Sebagai pelengkap, para pembaca agar dapat melihat atau membaca sumber aslinya.



2.6 Contoh Daftar Pustaka

* Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
* Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.


Sumber





Minggu, 23 Desember 2012

Pengertian, Tujuan, Macam-Macam, Syarat-Syarat dari Alinea

1. Pengertian Alinea


Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .

Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.


2. Tujuan Pembentukan Alinea
     - Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema
     - Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal

3. Macam - Macam Alinea 
   - Berdasarkan sifat dan tujuannya, alinea dapat dibedakan menjadi :
   Alinea Pembuka
   Alinea Penghubung
   Alinea Penutup

 - Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat dibedakan menjadi :
   Alinea persuatif
   Alinea argumentatif
   Alinea naratif
   Alinea deskriptif
   Alinea ekspositoris

 - Berdasarkan fungsi, alinea dapat dibedakan menjadi :
   Alinea Pembuka
   Alinea Pengembang
   Alinea Penutup

4. Syarat - Syarat Pembentukan Alinea

   Dalam menyusun paragraf, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a.Ketepatan Pemilihan Kata
Pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Pemakaian kata dia, misalnya, tidak tepat        digunakan untuk orang yang usianya lebih tua. Kata yang tepat adalah kata beliau. Demikian pula dengan menonton kata ini tidak tepat dalam paragraf yang menyatakan maksud melihat orang sakit. Dalam hal ini kata yang harus digunakan adalah mengunjungi, menjenguk, atau menengok. Untuk itulah diperlukan penguasaan perbendaharaan kata, terutama kata-kata yang bersinonim. Dengan banyaknya menguasai kata bersinonim mudahlah bagi kita dalam menggunakan kata-kata yang tepat.
b.Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
c.Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.


5. Contoh Alinea 

   Jacques Cousteau lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak usia 4-5 tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan menyelam gara-gar waktu berusia 10 tahun dikirim kesekolah musim panas di Danau harvey, AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak sentimaen kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang penuh ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.


Sumber

Sabtu, 22 Desember 2012

Perencanaan Penulisan Karya Ilmiah


             1. Pemiihan Topik
Memilih topic berarti memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan. Topic itu dapat diperoleh dari berbagai sumber yakni : pengalaman, pengamatan, pendapat dan khayalan. Topik-topik karya ilmiah banyak yang bersumber pada pengamatan, pengalaman dan penalaran.
Istilah topic sering dikacaukan dengan tema. Topic adalah medanatau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Tema adalah pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Tema sifatnya masih hipotesis yang masih hipotesis yang masih memerlukan pembinaan atau penolakan dengan cara penelitian.
Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
a.        Topik yang akan dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Sebuah topik akan menarik apabila
1.      Merupakan masalah yang menyangkut persoalan bersama
2.      Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi
3.      Mengandung konflik pendapat
4.      Masalah yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan
b.        Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit
c.        Topik yang di pilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulis
d.        Topik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau yang berkaitan dengan profesi

2. Pembahasan Topik

    Pada tahap ini membahas setiap topik yang ada di dalam kerangka karangan. Dalam mengembangkan karangan menjadi satu karangan yang utuh, diperlukan bahasa. Untuk itu harus menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan dan harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat, sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata tersebut dirangkai menjadi kalimat-kalimat yang efektif, lalu kalimat-kalimat harus disusun menjadi paragraf yang memenuhi persyaratan. Tulisan juga harus ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai dengan tanda baca yang tepat.

3. Pemilihan Judul

Penentuan judul karya ilmiah dapat ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Namun, tidak semua pertanyaan itu harus digunakan mementukan judul. Mungkin, pertanyaan itu perlu dikurangi atau ditambah dengan pertanyaan lain.
Misalnya: “Pengaruh Bocoran Kunci Jawaban Ujian Nasional 2008 di Kabupaten Nabire Terhadap Mental Siswa”. Masalah  apa? Masalah bocoran Ujian Nasional. Mengapa? Ada indikasi bocoran kunci Jawaban. Bagaimana? Ada beberapa sekolah, para guru menjadi tim sukses siswa. Di mana? Di Kabupaten Nabire. Kapan?  Tahun 2008.
Adakalanya penentuan judul dilakukan dengan memberikan anak judul. Anak judul itu selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelasan atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti ini, antara judul utama dan anak judul harus dibubuhkan titik dua, misalnya “Pengaruh Bocoran Kunci Jawaban Ujian Nasional Tahun 2008 Terhadap Mental Belajar Siswa: Studi Kasus 14 SMA di Kabupaten Nabire Papua”.

4. Menentukan Tujuan Penelitian 

Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kerah mana, atau data (informasi) apa yang akan dicapai melalui penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan  dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable). Misal :
a.  Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu hamil di kecamatan “X” selama kehamilan.
b.      Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan BBLR

Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi :
a. Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui penelitian.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan tujuan umum, sifatnya lebih operasional dan spesifik. Bila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum penelitian juga terpenuhi. Kata-kata operasional dalam tujuan khusus adalah : mengukur, mengidentifikasi, menganalisa, membandingkan, menilai, mengetahui, dll.

5. Kerangka Karangan

Penyusunan rancangan karangan adalah langkah prapenulisan setelah penentuan topik. Dalam kerangka karangan itu akan tampak butir-butir isi karangan yang menggambarkan(1) sub-subtopik, karangan baik dari segi jumlah dan jenisnya,(2)urutan sub-subtopik isi karangan, dan(3) hubungan antarsubtopik dalam karangan: hubungan logis atau kronologis, dan hubungan setara atau hubungan
bertingkatKarangan yang baik akan membantu anda dalam hal-hal berikut.
  1. kerangka karangan memungkinkan anda dapat mengarang secara terarah karena isi kerangka sebenarnya menggambarkan arah sebuah karangan.
  2. kerangka karangan berguna untuk menghindari kerja ulang.
  3. kerangka karangan memungkinkan anda dapat memasukkan dan menempatkan materi tulisan yang anda temukan dalam bab atau subab tertentu, bahkan dalam bab atau subab yang baru.
  4. kerangka karangan memungkinkan anda dapat bekerja lebih fleksibel dari segi penyelesaian bagian karangan.


6. Langkah - Langkah Penulisan Karya Ilmiah

  1. Menentukan latar belakang masalah. Hal ini sebagai informasi kepada pembaca, mengapa sebuah penelitian dilakukan.
  2. Pembatasan masalah bahasan. Hal ini digunakan agar penelitian bisa lebih terfokus pada satu hal saja, dan juga agar pembaca lebih bisa memahami mengenai konten yang akan dibahas dalam penelitian dan karya ilmiah tersebut.
  3. Pembuatan Hipotesis. Hipotesis adalah kesimpulan awal dari masalah yang diangkat. Dan penelitian merupakan sebuah pembuktian, apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis atau tidak.
  4. Metode Penelitian. Berisi tentang metode penelitian yang akan dilakukan.
  5. Menentukan sample atau populasi penelitian. Hal ini bermanfaat agar kita bisa mendapatkan hasil penelitian yang mampu mewakili obyek penelitian secara tepat.
  6. Pengolahan data. Ini merupakan proses lanjutan dari hasil survey yang dilakukan pada sample. Untuk pengolahan data, bisa menggunakan software bantuan pengolahan data seperti SPSS.
  7. Membaca hasil pengolahan. Setelah data diolah melalui komputer, kita harus membaca hasil pengolahan yang biasanya masih berupa data baku. Untuk itu, kita harus bisa menerjemahkan ke dalam bahasa tulisan.
  8. Membuat kesimpulan. Dari data yang diperoleh, akan didapat sebuah kesimpulan apakah penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis atau tidak. Dalam bahasa ilmiah, disampaikan dengan cara menolak hipotesa atau menerima hipotesa.
  9. Membuat saran. Setelah kesimpulan, penulis harus bisa memberikan saran dan masukan pada obyek penelitian. Dasarnya menggunakan data yang didapat pada penelitian tersebut. Hal ini merupakan wujud tanggung jawab peneliti untuk turut membantu penciptaan kondisi yang lebih baik pada obyek penelitian








Jumat, 02 November 2012

Pilihan Kata (DIKSI)

PENGERTIAN DIKSI 


Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.

Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
  2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
  3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.

MAKNA KATA

1. Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan pada makna konotatif berarti untung atau pukul. Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh lainnya misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah kamar yang kecil.

2. Makna Umum dan Makna Khusus

Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.

3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak

Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.


MACAM - MACAM DIKSI 

1. Sinonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.


Wacana "KOMODO"

KOMODO
           

           Komodo atau biawak komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau KomodoRincaFloresGili Motang, dan Gili Dasami di Nusa TenggaraKomodo atau “Ora”, sebutan komodo oleh penduduk asli pulau Komodo, ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang.
           Bukan hanya sebagai biawak terbesar di dunia, komodo juga memiliki keistimewaan lain, yaitu tempat berkembang biak alaminya hanya tersebar di kepulauan komodo dan tidak ditemukan di tempat lain di seluruh dunia. Selain itu komodo juga diyakini sebagai salah satu hewan purba yang masih tersisa di abad 21 ini.
            Sebagai harta istimewa atau anugerah yang dimiliki Indonesia, komodo haruslah dimaksimalkan sebagai sumber daya tarik bagi warganya sendiri maupun warga dunia. Sumber daya tarik tersebut akan menjadi peluang perekonomian warga sekitar sekaligus perekonomian nasional. 
            Pembangkitkan pulau komodo sebagai tempat wisata sepopuler pulau Bali   bahkan lebih dapat diwujudkan jika komodo menjadi salah satu ikon wisata yang ditonjolkan Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Mikro dan Dinas terkait. Dukungan untuk kemajuan pulau Komodo haruslah dibarengi dengan antusias warga Indonesia dalam mempopulerkannya maupun mengunjunginya (dari berbagai sumber yang telah diolah)

Jumat, 19 Oktober 2012

PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SECARA UMUM

- PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH


Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.



Masalah ilmiah biasanya menyangkut hal yang bersifat abstrak atau konseptual yang sulit dicari analoginya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam itu, diperlukan struktur bahasa dan kosakata yang canggih.



Dalam penulisan ilmiah—selain harus memperhatikan faktor kebahasaan—kita pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.




- FUNGSI BAHASA INDONESIA SECARA UMUM 


1. Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur. Manusia dalam berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan menerapkan berbagai etika sehingga terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan akhirat. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya.

2. Bahasa sebagai alat mengembangkan ilmu pengetahuan
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).